LATAR BELAKANG
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan salah satu komoditi yang potensial. Hal ini dikarenakan produk tanaman Kelapa Sawit merupakan salah satu bahan baku penting yang digunakan dalam industri rumah tangga. Kelapa sawit merupakan komoditas utama perkebunan Indonesia, memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya. Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makanan margarin, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin dan dalam pembuatan lembaran lembaran timah serta industri kosmetik, peranannya sebagai penghasil Devisa Negara, di samping itu juga sebagai bahan subtitusi minyak kelapa dalam negeri.( Iyung, Pahan 2008)
Tanaman kelapa sawit pertama kali ditemukan di negara Afrika Barat dan tanaman ini disebut sebagai tanaman tropical. Selain di Afrika Barat tanaman kelapa sawit ini banyak juga ditemukan di Afrika Selatan serta negara–negara tetangga seperti Malaysia, Pantai Gading, Thailand, Papua Nugini, Brazilia, dan juga negara-negara lainnya. Indonesia merupakan produsen terbesar kedua kelapa sawit setelah Malaysia, diperkirakan pada tahun 2008 Indonesia merupakan produsen kelapa sawit di dunia
PEMBAHASAN
PEMBIBITAN ( NURSERY )
Lokasi pembibitan
Sebelum membangun kebun pembibitan maka terlebih dahulu dipilih dan ditetapkan lokasi pembibitan. Lokasi pembibitan akan berpengaruh terhadap seluruh kegiatan yang di lakukan dalam proses pembibitan. Dengan demikian lokasi pembibitan memiliki arti penting dalam produksi bibit. Ada beberapa kriteria lokasi pembibitan yaitu:
Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup banyak; artinya tempat pembibitan mudah memperoleh air untuk kebutuhan penyiraman, terutama pada musim kemarau.
Tempat pembibitan memiliki topografi datar; artinya tempat hamparan bibit berada pada areal yang relatif datar, sehingga mengurangi erosi akibat hujan lebat.
Lokasi pembibitan strategis; arti nya berada pada posisi yang mudah dijangkau dari segala penjuru. Terdapat mungkin di tengah-tengah kebun.
Terlindung (aman) dari terpaan angin dan sinar matahari.
Jenis Pembibitan
Ada dua jenis pembibitan, yaitu pembibitan dua tahap dan satu tahap.
Pembibitan dua tahap (double stage)
Pada pembibitan dua tahap, kecambah mula-mula ditanam pada baby bag di pre-nursery. Sesudah 3 bulan, bibit tersebut dipindahkan ke large polybag di main-nursery.
Pembibitan satu tahap (single stage)
Pada pembibitan satu tahap kecambah langsung ditanam dalam large polybag di main-nursery yang mula-mula letaknya diatur saling berdekatan. Sesudah 2 atau 3 bulan, bibit tersebut letaknya dijarangkann seperti pada pembibitan dua tahap di main-nursery.
Pemesanan Kecambah
Pemesanan kecambah untuk pembibitan harus dalam jumlah yang cukup sehingga seleksi yang ketat tidak akan mengakibatkan kekurangan bibit yang akan ditanam di lapangan.
Kecambah yang harus dipesan adalah 200 kecambah per hektar areal penanaman (planted area) dengan kerapatan tanaman 136-148 pokok per hektar.
Perkiraan kebutuhan bahan tanaman per Ha program tanam disajikan pada table 2.dibawah ini:
Deskripsi
Jumlah
Kecambah diterima
200, seleksi 3% - 5%
Kecambah ditanam dipersemaian
(pre-nursery)
190, seleksi 5% - 7,5%
Semai dipindahkan ke large bag
(main-nursery)
± 180, seleksi 10% - 15%
Bibit siap tanam, termasuk kebutuhan untuk sisipan (±100 %)
± 150, seleksi 25%
Pemesanan kecambah harus dilakukan dengan mengacu pada program penanaman dan disiapkan minimal 2 tahun sebelumnya.
Pembibitan awal ( Pre Nursery )
Pembibitan awal adalah pembibitan yang dilakukan pada kecambah yang dilakukan hingga umur 0 sampai dengan 3 bulan.
Syarat-syarat pembuatan lokasi untuk nursery
Lokasi dekat dengan camp, tujuannya untuk mempermudah peninjauan dan perawatan.
Tidak jauh dari sumber air, tujuannya agar mempermudah penyiraman.
Drainase harus diperhatikan, tujuannya agar air tidak menggenang disekitar polybag.
Lokasi bebas dari serangan hama.
B. Persiapan pembibitan
1. Pembuatan bedengan, ukuran bedengan 1,2 m dengan tepi bedengan diberi batas bambu atau papan.
Penaburan pasir, bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm fungsinya adalah menjaga kelembapan pada tanah.
Meracuni serangga, dua hari sebelum digunakan dengan disemprot dengan insektisida. Contoh Sevin atau Thiodan.
Naungan, yaitu tiang dan bambu setinggi 2 m, dan jarak antara tiang 3 m. atap dari pelepah kelapa sawit. Mulai umur 1,5 bulan naungan dikurangi dan umur 2,5 bulan sudah tidak diperlukan naungan.
Mengisi polybag, ukuran polybag 14 x 22 cm ( ukuran datar ), lubang polybag berjumlah 12-24 dengan diameter 0,5 cm, warna hitam, tebal 0,07 - 0,1 mm, polybag dibuka dan diisi tanah sampai setengah bagian, tanah dipadatkan, kemudian diisi lagi sampai 2 cm dari tepi atas.
Menyusun polybag dibedengan disusun secara tegak dan rapat.
Penanaman bibit
Seleksi kecambah, kecambah normal : Calon akar ( Radicula ) dan Calon Batang ( Plumula ) terlihat jelas, panjang 8-25 mm. radicula berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar, sedangkan plumula ujungnya tajam seperti tombak.
Bibit ditanam dengan hati-hati didalam polybag jangan sampai plumula dan radicula rusak.
Pemeliharaan Pre Nursery
Penyiraman
Bibit disiram 2 kali sehari, yaitu ( pagi jam 07 : 00 – 11.00 dan sore jam 15:00– dengan selesai ), apabila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja. Dan apabila pagi hari turun hujan maka tidak perlu lagi diadakan penyiraman.
Pemupukan
Minggu genap ( minggu ke 4, 6, 8 ,10, 12 ) dengan pupuk majemuk ( contohnya rustika ) dengan konsentrasi 0,2% ( 2gr / 1ltr air ).
Minggu ganjil ( minggu ke 5, 7 , 9, 11 ) dengan urea 0,2% , larutkan pupuk dalam gembor 10 gr urea atau 10 gr pupuk majemuk dalam 5 ltr air untuk 500 bibit, pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman pertama.
Konsolidasi bibit
Dilakukan : 1 kali perminggu, meliputi :
Menambahi tanah yang kurang, menegakkan polibag yang miring, menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya tidak penuh.
Pest and Desease ( Pengendalian hama dan penyakit )
Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan pengendalian dengan cara manual, apabila gangguan hama penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida, fungisida, dengan rotasi 1 kali / minggu.
Seleksi
Seleksi dilaksanakan saat bibit akan dipindah ke pembibitan utama yaitu umur kurang lebih 3 bulan. ciri ciri bibit yang baik adalah jumlah daun 3-4, tinggi bibit 18-20 cm, diameter batang 1,1-1,3 cm.
2. Pembibitan utama ( Main Nursery )
Main Nursery adalah pembibitan dilakukan setelah pembibitan awal yaitu pemindahan bibit dari polybag yang kecil ke polybag yang besar.
Persiapan pembibitan
Mengisi polybag
Polibag : 40 x 50 cm ( ukuran datar ), tebal 0,2 mm, warna hitam
Tanah diisikan sampai setengah bagian, dipadatkan, diisi lagi sampai 3 – 5 cm dibawah permukaan polybag.
Menanam bibit
Bibit dipolybag kecil, dipegang miring : dasarnya disayat keliling kemudian dilepas, dimasukan kedalam lubang polybag besar, sambil menanam bibit polybagnya ditarik atau dilepas, tanah diratakan dan dipadatkan.
Pemeliharaan bibit
Penyiraman
Bibit disiram 2 x perhari : pagi jam 7.00 sampai selesai selambat lambatnya jam 11.00, pada sore hari jam 15.00 sampai dengan selesai.
Penyiangan
Dilakukan 2 minggu sekali, penyiangan dalam polybag dan diluar polybag, dalam polybag penyiangan secara manual, rumput diluar polybag disemprot.
Konsolidasi
Dilakukan 1 kali / bulan, menegakkan polybag yang miring, mengganti atau membalut polybag yang pecah, menambahkan tanah dipolybag bila kurang tanah dipolybag itu.
Pemupukan
Dimulai pada minggu ke 2 setelah bibit dipindahkan, jenis pupuk :
Pupuk majemuk ( contohnya rustika )
Pupuk dolomite
Pest and Desease ( Pengendalian hama dan penyakit )
Pengamatan dilakukan secara rutin 1 kali / minggu untuk mengetahui ada atau tidaknya serangan hama atau penyakit. Cara pengendaliannya apabila secara awal atau ringan dikendalikan secara manual, hama dikutip atau diambil kemudian dimusnahkan.
Tanam dan Penanaman
Penanaman bibit dilakukan setelah bibit siap untuk dipindahkan ke lahan sebelum bibit dipindahkan, kondisi lahan, jalan, serta drainase harus sudah dalam keadaan baik.
Memancang
Memancang adalah kegiatan memasang ajir tanaman dengan menggunakan jarak tanam yang ditentukan. Hal-hal yang harus diperhatikan didalam pemancangan : Bahan dan alat pancang :
Pancang tanaman dibuat dari bambu kecil panjang 1-1,5 m, bagian atas pancang diberi tanda dengan warna putih untuk pancang hidup dan warna merah untuk pancang mati.
Kawat pemancang sebanyak 2 utas masing-masing sepanjang 100 m. Tiap-tiap kawat diberi tanda sebagai berikut :
Kawat I : diberi tanda tiap jarak tanam 9 meter dan ditengah antara jarak 9 meter diberi jarak 4,5 meter.
Kawat II : diberi tanda tiap jarak 7,8 m
2. Contoh pancang
Arah U-S jarak antar tanaman 7,8 m²
Arah B-T jarak antar tanaman 9 m²
Menanam
a. Periksa kembali kedalaman lubang dibandingkan dengan ketinggian polibag. Sesuaikan dengan cara menimbun atau menggali.
b. Taburkan pupuk RP 500 gr atau TSP 400 gr ( ½ Dosis terlebih dahulu ).
c. Bibit dimiringkan alas polybagnya disayat keliling dan ditarik.
d. Bibit diturunkan kedalam lubang, letaknya diserasikan dengan barisan tanaman.
e. Masukan tanah lapisan atas terlebih dahulu, sampai tanah tidak goyang lagi, kemudian polibag ditarik pelan-pelan sambil tanah terus diisi sedikit-demi sedikit sampai penuh.
f. Kemudian dipadatkan dengan diinjak-injak.
g. Sisa pupuk ( ½ Dosis ) ditabur merata dipiringan.
B. TANAMAN BELUM MENGHASILKAN ( TBM )
TBM yaitu masa tanaman kelapa sawit sebelum panen, mulai dari awal tanam sampai sebelum memasuki masa TM berlangsung 30 bulan.
Pengendalian gulma ( Weeding Control )
Secara manual
Slashing
Slashing dilakukan untuk membabat gulma yang ada disekitar tanaman kelapa sawit agar tidak mengganggu dalam proses masa pertumbuhan tanaman.
Buka piringan ( Circle Wedding )
Buka piringan iringan yaitu penyiangan yang hanya dilakukan di sekeliling pohon dengan cara digaruk dengan arah keluar dan kedalam piringan secara bergantian.
TBM 1 : jarak dari pohon 1,0 m
TBM 2 : jarak dari pohon 1,5 m
TBM 3 : jarak dari pohon 2,0 m
Atau dapat juga dilakukan dengan mengikuti ujung tajuk pada pelepah tanaman.
Dongkel anak kayu ( DAK )
Dongkel anak kayu adalah pengendalian gulma dengan cara mendongkel atau mencabut gulma berupa anak kayu yang tumbuh diperkebunan kelapa sawit, dengan menggunakan alat bantu berupa cangkul, anak kayu yang masih kecil dapat dilakukan juga dengan cara mencabut, seperti brondolan buah sawit yang tumbuh di TPH di perkebunan kelapa sawit.
Secara kimiawi
Pengendalian gulma penggunaan bahan kimia dengan menggunakan Herbisida dengan cara disemprot ( spraying ) ini dilakukan apabila gulma tidak efektif, dalam pelaksanaan spraying terbagi menjadi 4 cara yaitu :
Total Spraying
Total spraying adalah pengendalian gulma total keseluruh areal atau seluruh jalur yang ada. Pelaksanaannya yaitu pada saat gulma tumbuh menyeluruh di areal tersebut.
Contoh :
Konsentrasi herbisida 1 % = 10 cc / 1 liter air
1 ha = 4 gawang
1 gawang = 4 orang
1 orang = 3 kep
1 kep = 10 liter air
Ditanya :
Volume air ?
Dosis ?
Jawab :
Jumlah kep x jumlah orang x jumlah gawangan x volume air/kep
3 kep x 4 orang = 12 kep x 4 gawangan
= 48 kep x 10 liter air
= 576 liter air
Volume air x konsentrasi herbisida = 576 liter air x 10 cc herbisida
= 5760 cc = 5,7 liter/ha
Stripe spraying
Stripe spaying adalah penyemprotan yang dilakukan dijalur tanaman,
Contoh perhitungan stripe spraying :
Diketahui :
Konsentrasi Herbisida 1% = 10 cc / 1 liter air
1 ha = 5 jalur
1 gawang = 2 orang
1 orang = 3 kep
1 kep = 12 liter air
Ditanya dosis ?
Jawab :
Jumlah kep 1 ha = 2 orang x 3 kep x 5 jalur
= 30 kep/ha
Volume air = Jumlah kep/ha x Jumlah air dalam kep
= 30 kep x 12 liter air
= 360 liter air/ha
Dosis = Volume air x konsentrasi
= 360 liter air x 10 cc herbisida
= 3600 cc
=3,6 liter/ha
Spot Spraying
Spot spraying adalah spraying ulangan yang dilakukan setelah total spraying berguna untuk mengendalikan gulma yang masih tumbuh atau tertinggal diareal kelapa swait.
Contoh perhitungan Spot Spraying :
Diketahui :
Konsentrasi Herbisida 1 % = 10 cc / 1 liter air
1 ha = 4 gawang
1 gawang = 2 orang
1 orang = 3 kep
kep = 10 liter air
Ditanya dosis ?
Jawab:
Jumlah kep 1 ha = 2 orang x 3 kep x 4 gawang
= 24 kep/ha
Volume air = Jumlah kep/ha x Jumlah air dalam kep
= 24 kep x 10 liter air
= 240 liter air/ha
Dosis = Volume air x konsentrasi
= 240 liter air x 10 cc herbisida
= 2400 cc
= 2,4 liter/ha
Circle Spraying
Circle spraying adalah penyemprotan gulma yang dilakukan disekeliling pohon kelapa sawit dengan berbentuk piringan.
Contoh perhitungan circle spraying :
Diketahui :
Konsentrasi Herbisida 1 % = 10 cc liter air/ha
1 ha = 5 jalur
1 gawang = 1 orang
1 orang = 3 kep
1 kep = 12 liter air
Ditanya dosis ?
Jawab :
Jumlah kep 1 ha = 1 orang x 3 kep x 5 jalur
= 15 kep/ha
Volume air = 15 kep/ha x Jumlah liter air dalam kep
= 15 kep x 12 liter air
= 180 liter air/ha
Dosis = Volume air x konsentrasi
= 180 liter air x 10 cc herbisida
= 1800 cc
= 1,8 liter/ha
Pest And Desease ( Pengendalian Hama dan Penyakit )
Pest and desease adalah hama dan penyakit pengganggu tanaman yang dapat menyerang tanaman pokok yang mengakibatkan kerugian secara ekonomis.
Hama
Ulat Kantong ( Psychidae )
Ulat kantong biasanya menyerang pada daun.
Ciri-ciri kelapa sawit terserang ulat kantong yaitu daun berlubang sehingga bisa jadi keriting dan menguning.
Cara mengendalikan hama ulat kantong ini dengan cara diambil dengan menggunakan tangan yang kemudian dikumpulkan dan dimusnahkan.
Ulat api ( Limacodidae )
Ulat api biasanya menyerang pada daun tua.
Ciri-ciri kelapa sawit terserang ulat api yaitu jari-jari pelepah sawit bias mengecil sehingga bisa rontok.
Cara mengendalikan hama ulat api ini dengan cara menggunakan Inteksida dengan merek dagang Decis, yang dilakukan dengan disemprot ( spraying ).
Tikus ( Ratus sp )
Tikus biasanya menyerang pada buah saat musim hujan.
Ciri-ciri kelapa sawit terserang tikus pelepah agak berlobang sekitar pangkal tanaman.
Cara mengendalikan hama tikus dengan cara memberikan rodentisida dengan merek dagang petrokum disekeliling tanaman kelapa sawit sebanyak 2 – 3 butir per pohon.
Pemupukan
Manuring atau pemupukan adalah pemberian unsur hara pada tanaman yang tujuannya untuk mendorong atau meningkatkan pertumbuhan tanaman.
A. Sebelum manuring perlu diperhatikan persiapan–persiapannya yaitu:
Piringan harus bersih
Tenaga kerja
Armada
Tersedianya pupuk
Alat untuk pemupukan ( Takaran dan gendongan )
Kondisi cuaca
Prinsip pemupukan
Tepat Waktu
Tepat waktu yaitu waktu pemupukan harus sesuai dengan waktu pemupukan yang telah ditetapkan.
Tepat Cara
Tepat cara yaitu pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit harus sesuai dengan cara yang benar. Cara yang benar adalah dengan ditabur secara merata tidak boleh menggumpal.
Tepat Dosis
Tepat dosis yaitu dosis yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit sesuai dengan kebutuhannya dengan umur tanaman kelapa sawit tersebut,
Berdasarkan rekomendasi pemupukan.
Tepat Tempat
Tepat tempat yaitu pemupukan harus sesuai dengan tempatnya yaitu dipiringan.
Dosis berdasarkan rekomendasi di PPKS atau KCD (Kesatuan Contoh Daun)
0 Thn - 3 Thn = 0,25 g
3 Thn - 5 Thn = 0,5 g
5 Thn - 7 Thn = 0,75g
7 Thn > = 1 kg
Jenis- jenis pupuk dan fungsinya :
Urea (Nitrogen)
Urea adalah untuk membuat daun tanaman menjadi hijau segar yang sangat penting peranannya dalam pembentukan klorofil daun untuk proses fotosintesis.
Dolomite (Magnesium)
Dolomit adalah untuk menurunkan kadar asam pada tanah atau pH tanah.
Rock Phosphate
Rock phospate adalah untuk memperkuat pertumbuhan akar dan batang.
KCL (Kalium Clorida)
KCL adalah untuk membantu perkembangan dan pembesaran pada buah agar buah yang dihasilkan mencapai hasil yang optimal.
Borat
Borat adalah untuk membantu pertumbuhan buah, mengandung magnesium dan boron.
Gejala-gejala kekurangan pupuk pada tanaman kelapa sawit
Daun yang pucat dan siang hari seperti transparan.
Dampak kekurangan pupuk urea : menyebabkan daun berwarna kuning pucat.
Daun tua kelihan bintik - bintik merah dan jika gejala sudah parah maka bercak tersebut akan membesar dan merata pada daun kelapa sawit.
Dampak kekurangan pupuk KCL : mengakibatkan bercak kuning atau transparan, daun tua kering dan mati.
Batang runcing dan pelepah berwarna kemerahan. Dampak kekurangan pupuk Rock Phosphate : menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.
Daun menguning dan akhirnya gosong seperti terbakar mulai dari tepi anak daun. Dampak kekurangan dolomite : menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering.
Cara pemupukan :
Pemupukan dilakukan dengan cara sistem Tabur disekitar piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 1,5 meter dari tanaman kelapa sawit, sebaiknya pemupukan jangan terlalu dekat dengan tanaman kelapa sawit.
Dosis Pemupukan
Dosis pemupukan adalah takaran pupuk pertanaman yang diperlukan pada tanaman dengan kebutuhan berdasarkan umur kelapa sawit dan berdasarkan dari KCD ( kesatuan Contoh Daun ).
Contoh : Dalam luasan 15 Ha dan menggunakan dosis pupuk 0,75 atau 750 gram, berapakah yang harus diperlukan dalam luasan tersebut.
Jawab :
Diketahui : Dosis ( 0,75 )
Luas lahan ( 15 Ha )
Populasi tanaman/ Ha ( 136 )
Ditanya : Keperluan pupuk untuk luasan 15 ha
( Jumlah Populasi/Ha x Luas x Dosis )
Jawab : 136 x 15 ha x 0,75 = 1530 kg : 50
= 30,6 sak /31 sak
Pengertian KCD ( Kesatuan Contoh Daun )
Kesatuan Contoh Daun merupakan sebuah analisa daun sawit. Tujuannya adalah untuk mengetahui unsur hara apa saja yang kurang pada kelapa sawit.
Syarat – syarat berikut ini :
Tanaman sehat ( bebas dari penyakit )
Bukan tanaman sisipan
Tidak terletak disebelah tanaman kosong
Tidak terletak ditepi Parit/jalan
Cara pengambilan sample KCD :
Waktu
Pengambilan dilakukan pada waktu sesudah jam 07:00 am dan sebelum sore hari karena pada masa itu akan terjadi asimilasi optimal ( cahaya matahari optimal ), diusahakan pengambilan ini jangan ada embun pada daun dan jangan pada waktu terlalu panas, mendung dan saat hujan harus di hentikan.
Pengambilan pelepah yang dijadikan sample adalah pelepah ke-17.
3. Tapak Timbun.
Tapak timbun adalah kegiatan menambahkan tanah dengan menanam kelapa sawit disekeliling batang agar tanaman kelapa sawit kokoh dan terhindar dari rendaman air.
Konsolidasi
Konsolidasi merupakan kegiatan memperbaiki kondisi tanah yang tidak normal dilakukan pada saat setelah ditanam terdapat pohon yang miring atau tidak lurus.
Kastrasi
Pembuangan bunga jantan atau betina pada umur tanaman kelapa sawit 18 – 24 bulan.
Tujuan kastrasi :
Untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan pertumbuhan buah sesuai standar yang diharapkan dan dapat mengoptimalkan produktifitas buah kelapa sawit yang akan datang.
Pelepah jangan sampai terpotong dengan menggunakan alat dodos yang berukuran 8 cm, alasannya adalah apabila pada saat melaksanakan kastrasi terkena pelepah sawit maka akan mengganggu pertumbuhan kelapa sawit dan pertumbuhan menjadi tidak sempurna serta untuk memulihkan kembali diperlukan waktu 1 tahun lebih.
Umur mengkastrasi yaitu dilakukan pada umur 18 – 24.
Sanitasi
Sanitasi yaitu pembuangan pelepah kering atau mati yang dilakukan tanaman TM yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kelembapan disekitar pohon agar terhindar dari penyakit.
Sulam Dan Sisip
a. Sulam bertujuan menanam kembali pohon yang mati atau tidak normal yang diganti dengan bibit baru agar pertumbuhan tanaman optimal.
b. Sisip merupakan kegiatan menanam yang bertujuan untuk menambah populasi tanaman.
Tanaman Menghasilkan ( TM )
1. Pengendalian Gulma ( Weeding Control )
Pengendalian gulma pada TM itu hampir sama seperti pengendalian gulma pada saat TBM.
Secara manual
Piringan
Pembuatan piringan dengan cara tanah dikerik menggunakan cangkul dengan lebar mengikuti ujung tajuk pelepah kelapa sawit.
Dak ( dongkel anak kayu )
Anak kayu yang ada didongkel dengan secara manual menggunakan alat cangkul.
Secara kimiawi
Secara kimiawi yaitu pengendalian gulma dengan Spraying, pada masa TM pemeliharaan dengan cara spraying, Adapun macam-macam spraying pada masa TM :
Strip Spraying
Strip spraying adalah kegiatan penyemprotan gulma pada jaluran saja.
Spot Spraying
Spot spraying adalah kegiatan penyemprotan pada gulma gulma tertentu.
Circle Spraying
Circle spraying adalah kegiatan penyemprotan gulma dipiringan.
2. Pest and Desease ( Pengendalian Hama Penyakit )
Peast and Desease adalah pengendalian hama dan penyakit yang menyerang pada kelapa sawit saat masa TM. Namun hanya saja pada TM hama berkurang dari pada hama pada saat TBM.
Hama
Hama yang sering menyerang TM di areal kelapa sawit diantaranya tikus dan ulat .
Tikus ( Ratus Sp )
Tikus menyerang buah atau tandan kelapa sawit. Hama tikus dapat diberantas dengan melakukan pengumpanan yang disebar dipinggiran pohon dengan pengulangan setiap satu minggu sekali. Umpan tikus berupa racun tikus, dan tingkat serangan tikus akan berkurang apabila kondisi kebun terjaga kebersihannya.
Ulat Kantong ( Psychidae )
Ulat kantong menyerang pada bagian daun yang membuat daun menjadi berlubang dan keriting. Pemberantasan dilakukan menggunakan mist blower. Serangan ulat kantong yang masih dapat dijangkau dengan tangan dan populasinya masih sangat sedikit sebaiknya dipungut dengan tangan atau kayu.
Ulat Api ( Limacodidae )
Ulat api biasanya menyerang pada daun yang tua dan membuat jari-jari pelepah sawit menjadi mengecil dan bisa rontok. Serangan ulat api yang masih dapat dijangkau dibuang dengan kayu.
Penyakit
Penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit, masa TM pada prinsipnya hampir sama dengan penyakit yang menyerang tanaman pada masa TBM. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman pada masa TM diantaranya adalah penyakit tajuk, penyakit busuk pangkal batang dan penyakit marasmius.
Penyakit busuk pangkal batang ( Basal Stream Rot )
Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur Ganoderma sp. Gejala ini terlihat daun bagian atas terkulai dan bagian akar sudah membusuk dengan aroma tidak sedap hingga akhirnya pohon akan mati. Upaya pencegahan untuk meluasnya serangan penyakit busuk pangkal batang diantaranya dengan mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang jamur.
Penyakit marasmius
Penyakit marasmius disebabkan oleh jamur marasmius sp. Gejala awal yang terlihat adalah tidak sempurnanya penyerbukan, calon buah berjamur. Penyakit ini mampu merusak pembentukan buah, pemberantasannya dilakukan dengan membersihkan pohon ( sanitasi ).
3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sesuai dengan rekomendasi yang telah dianjurkan. Dosis untuk tanaman kelapa sawit yang sudah berproduksi yaitu :
Pupuk urea diberikan dua kali setahun dan berdosis 2-2,5 kg per tanaman.
Pupuk KCL diberikan dalam dua kali setahun dengan dosis 2,5-3 kg setiap tanaman.
Pupuk SP-36 diberikan dalam setahun sekali dengan dosis 0,75-1,0 kg per tanaman.
4. Pruning
Pruning adalah pemangkasan pelepah kelapa sawit yang tidak produktif, yang tujuannya agar unsur hara dapat terbagi secara merata keseluruh bagian tanaman terutama pada pertumbuhan generatif tanaman. Pada tanaman TM hanya dilakukan pruning penunasan, tujuannya untuk mempermudah dalam pemanenan, memperlancar penyerbukan serta mempermudah pengamatan buah masak.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam melalukan pruning yaitu :
Pelepah dipotong mepet.
Jumlah pelepah yang ditinggal dipohon 48 – 56 pelepah pada umur < 8.
Pelepah hasil pruning disusun memanjang digawangan mati.
Alat untuk kegiatan pruning :
Dodos mata 12 untuk tanaman muda dibawah TM 5.
Egrek ( bentuk arit besar ) dengan alat pendukung tongkat bambu, alat ini digunakan untuk tanaman diatas TM 5.
B. Cara pruning yaitu :
Dihitung dari pelepah sawit yang menyangga buah ( sangga angin ) dan pelepah yang dibawah sangga angin disebut dengan sangga angin satu dan dibawah sangga angin satu adalah sangga angin dua dan sisanya atau dibawah dari sangga angin dua dipangkas.
Jangan memangkas berlebihan selain dari pada hitungan pelepah sangga angin dua karena akan menyebabkan stres pada tanaman kelapa sawit.
Rotasi pruning dilakukan setiap 8 bulan sekali.
PANEN
Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (PKS).
Persiapan panen
Persiapan panen adalah pekerjaan yang memastikan tanaman belum menghasilkan (TBM) menjadi tanaman menghasilkan (TM), Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi yang baik. Kegiatan persiapan panen kelapa sawit yang dilakukan :
Tanaman berumur 36 bulan, dan 60% pohon produktif
Umur tanaman 36 bulan atau sekitar 3tahun, tanaman kelapa sawit yang sudah dikastrasi dan menghasilkan buah yang siap untuk dipanen. 60% pohon sudah menghasilkan buah yang sudah bisa dipanen dari luasan areal tertentu.
Hanca panen
Hanca adalah areal yang akan dipanen oleh pemanen dengan mempunyai batasan tertentu yang sudah ditentukan. Hanca terbagi menjadi 2 yaitu :
Hanca tetap
Hanca tetap adalah wilayah panen yang dipasang untuk mengetahui lokasi yang akan dipanen oleh pemanen dan bersifat tetap pada setiap rotasi, yang dilakukan pada suatu luasan areal tanaman yang sudah berbuah secara menyeluruh.
Hanca giring
Hanca giring adalah wilayah panen yang tidak tetap permanen atau hanca yang berpindah pindah lokasi setiap rotasi, karena lokasi yang di panen pohonnya belum mencapai pohon produktif secara menyeluruh.
Berat TBS rata rata lebih dari 3 kg
Setiap tandan yang sudah matang panen diambil secara ancak setiap Hektare tanaman kemudian ditimbang. Jika rata rata lebih dari 3 kg maka pemanen dapat dilakukan dan diteruskan dengan pemeriksaan penyebaran panen. Bila rata-rata buah kurang 3 kg panen harus ditangguhkan, karena tandan kecil secara teknik tidak dapat diolah pabrik sehingga tidak memiliki nilai ekonomis. Kreteria matang panen yang dijadikan patokan diperkebunan kelapa sawit adalah bila sudah ada 3-5 brondolan (buah yang lepas dari tandannya).
Membuat jalan pikul
Jalan pikul adalah jalan yang dilalui untuk mengeluarkan TBS, yang berada di gawangan sawit.
Membuat titian panen
Titian panen adalah jembatan kecil yang bisa dilalui alat seseorang untuk menyebrangkan buah ke TPH, Titian panen ini hanya digunakan pada kondisi lahan yang antara TPH dan pasar pikul terpisahkan oleh parit.
Membuat TPH (Tempat pengumpulan hasil)
TPH adalah tempat pengumpulan hasil. TPH ini dibuat dalam setiap kebun yang berfungsi sebagai tempat penumpukan buah setelah dipanen, tujuan dari pembuatan TPH yaitu:
Memudahkan dalam perhitungan jumlah janjang yang telah dipanen.
Mempermudah dalam proses pengangkutan buah.
Alat alat panen
Dodos berbentuk seperti tombak namun pipih dan lebar membentuk trafesium terbalik fungsinya adalah untuk membantu pemanen memotong tandan buah dari pohonnya.
Gancu berbentuk seperti jangkar yang tajam pada ujungnya, berbentuk ½ lingkaran. fungsinya adalah untuk membantu mengangkat tandan buah.
Arco fungsinya adalah untuk mengangkut tandan buah ke TPH.
Egrek fungsinya adalah memotong tandan buah, dan digunakan apabila pohon sawit sudah di atas jangkauan dodos.
Tojok berbentuk seperti tombak fungsinya sama seperti gancu yaitu mengangkat tandan buah sawit.
Tong atau pelampung ( untuk lahan rawa digunakan saat musim hujan ) fungsinya untuk mengangkut tandan buah yang sudah di panen ke TPH.
Kriteria Matang Panen
Ditentukan berdasarkan jumlah buah sawit yang membrondol (lepas) dari tandan :
Tandan yang beratnya ˃ 10 kg (2 brondolan/ kg tandan)
Tandan yang beratnya ˂ 10 kg (1 brondolan/ kg tandan)
Tandan yang dipanen sudah masuk dalam fraksi 2 dan 3.
RBC ( Red Bunch Cencus )
RBC adalah sensus buah merah yang bertujuan untuk mengetahui produksi besok, mengetahui HK yang akan diperlukan besok, dan transportasi pengangkutan.
Angka Kerapatan Panen ( AKP )
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohan matang panen didalam suatu areal, baik itu pada sisem blok maupun sistem group. Tujuannya untuk mendapatkan minimal 1 tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5 , artinya setiap 5 pohan akan ditemukan minimal 1 tandan yang matang panen. karena dengan menghitung AKP kita dapat menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Cara menghitung tenaga kerja.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dapat dipergunakan rumus sebagai bsssssserikut :
Contoh soal :
Hitunglah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memanen kelapa sawit dengan realita sebagai berikut :
A = Luas areal yang akan dipanen 100 ha.
B = Kerapatan panen 1 : 5.
C = rata - rata berat buah 10 kg.
D = populasi tanaman/ ha.
E = kapasitas panen 750 kg / HK.
Cara Panen
Setiap pemanen diberi sejumlah baris tanaman untuk dipanen. Jumlah baris yang ditentukan tergantung pada jaluran tanaman biasanya pemanen berjatah 8 jalur per orang ( 1 hanca ) Baris tanaman yang baru dapat diberikan kepada pemanen setelah baris tanaman yang diberikan telah dipanen sesuai dengan standar.
Memotong buah menggunakan dodos, buah yang siap untuk di panen.
Mengutip brondolan hasil rontokan bekas panen.
Mengangkut hasil panen ke TPH hasil dari pengangkutan meliputi pengumpulan brondolan dan tandan buah segar dari pohon tanaman sawit ke TPH, dan pengangkutan ke pabrik.
Setelah dilakukan pemanenan, krani panen menghitung hasil buah yang dipanen masing-masing pemanen ( berapa jumlah TBS, TN dan brondolan ).
Pengolahan Hasil Panen
Hasil panen dari kebun merupakan tandan buah segar (TBS) yang harus segera diangkut ke pabrik pengolahan untuk mendapatkan hasil minyak kelapa sawit yang bermutu tinggi. Proses pengolahan hasil panen ini berlangsung cukup panjang, dimulai dari pengangkutan TBS dari lahan pertanaman ke pabrik pengolahan sampai menghasilkan minyak kelapa sawit dan hasil sampingannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzietal, 2005. Kunjungan Agronomi Lapangan dan Rekomendasi Pupuk Tahun. Departement Musim Mas Group. Medan.
Pahan, Iyung, 2008.Panduan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.Cet II, Jakarta, PT.Indopalma Wahana Hutama.
Suprandiyo, Agus, 2010. Budidaya Kelapa Sawit. Sekolah Pertanian Pembangunan Banjarbaru. Hal 30
Komentar
Posting Komentar