Langsung ke konten utama

PENYAKIT PADA TERNAK RUMINANSIA



BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit dalam pengertian umum dapat dikatakan sebagai penyimpangan dari kondisi normal. Penyakit dapat disebabkan oleh jasad hidup (infeksius) yang dapat disebarkan dari hewan ke hewan, dengan kontak langsung atau tidak langsung (menular). Sedang penyakit yang disebarkan oleh serangga atau vektor tidak menular.
Jasad hidup yang menyerang tubuh dan penyebab penyakit antara lain.
1.       Bakteria ; jasad kecil kelompok tumbuhan umumnya dapat dilihat dibawah mikroskop biasa.
2.       Virus ; jasad kecil dari kerajaan tumbuhan, umumnya dapat dilihat dibawah mikroskop khusus
3.       Protozoa ; organisme ini tergolong kelompok hewan, lebih besar dari bakteri.
4.       Parasit ; induk semang yang terdir dari ektoparasit (diluar) seperti caplak, lalat dan kutu. Endoparasit (didalam) seperti cacing.
5.       Cendawan ; kelompok tumbuhan mikro seperti scabies/kudis, kurap.
       Kesehatan ternak sangat penting karena jika ternak tidak sehat akan menyebabkan kerugian pada petani diantaranya  : gangguan pertumbuhan (pertambahan berat badan harian rendah),gangguan reproduksi,  dan kematian ternak.  Oleh karena itu, dalam pemeliharaan ternak perlu mengetahui sedini mungkin gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit secara umum. Bila dijumpai ternak sakit, untuk menghindari terjadinya penularan penyakit lebih lanjut “ ternak sakit sebaiknya dipisahkan dari ternak sehat”  dan “segera ambil tindakan pengobatan”.



BAB II
PEMBAHASAN
ANTHRAK (Radang Limpa) :
Anthrax adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis. Biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan jaringan bersifat septicemi, timbulnya infiltrasi serohemorrhagi pada jaringan subkutan dan subserosa dan dengan pembengkakan akut limpa. Pelbagai jenis ternak liar (rusa, kelinci, babi hutan dan sebagainya) dapat pula terserang. Faktor-faktor predisposisi daat mempermudah timbulnya penyakit pada hewan-hewan yang mengandung spora yang bersifat latent.

Penyebab
        Penyebab penyakit anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak yang mengandung spora yang bersifat laten. 
        Bacillus anthracis berbentuk batang, lurus dengan ujung siku-siku. dalam biakan membentuk rantai panjang. dalam jaringan tubuh tidak pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam rantai pendek dari 2 - 6 organisme. Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsel). kadang-kadang satu kapsel melingkupi Beberapa organisme.
      Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berukuran besar dan tidak dapat bergerak. Bakteri yang sedang menghasilkan spora memiliki garis tengah 1 mikron atau Lebih dan panjang 3 mikron atau lebih.
        Basil anthrax bersifat aerob dan akan membentuk spora yang letaknya di tengah bila cukup oksigen. Spora tersebut mampu hidup di tanah sampai puluhan tahun. Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. antracis. 


SEPTISEMIA EPIZOOTICA (SE)
       Septicaemia Epizootica (SE) adalah Penyakit SE adalah penyakit menular terutama pada kerbau, sapi, babi dan kadang-kadang pada domba, kambing dan kuda yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida tipe tertentu. Penyakit biasanya berjalan secara akut , dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada penderita yang telah menunjukkan tanda-tanda klinik yang jelas. Sesuai dengan namanya, pada kerbau dalam stadium terminal akan menunjukkan gejala-gejala ngorok (mendengkur), disamping adanya kebengkakan busung pada daerahdaerah submandibula dan leher bagian bawah. Gambaran seksi pada ternak memamah biak menunjukkan perubahan-perubahan sepsis. 
Penyakit SE menyebabkan kematian, napsu makan berkurang, penurunan berat  badan serta kehilangan tenaga kerja pembantu pertanian dan pengangkutan. 
Di Indonesia, karena program vaksinasi SE dilakukan secara rutin, maka kejadian penyakit SE di Indonesia saat ini hanya bersifat sporadik. Namun wabah SE dalam jumlah cukup besar masih sering ditemukan, misalnya di daerah-daerah Nusatenggara, seperti Sumba,Timor, Sumbawa dan daerah-daerah lain. Pada umumnya wabah itu terjadi pada permulaan musim hujan. Hal ini biasanya disebabkan karena tidak tervaksinnya ternak-ternak di daerah itu. Keadaan ini mungkin karena vaksin tidak tersedia atau lapangan di mana ternak merumput secara liar sangat sulit terjangkau oleh vaksinator.

Penyebab
        Penyebab penyakit SE adalah bakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler. 
Secara serologik dikenal beberapa tipe dan penyebab SE di Indonesia, antara lain adalah Pasteurella multocida tipe 6B. Bakteri yang bersifat gram negatif ini tidak membentuk spora, bersifat non motil dan berselubung yang lama kelamaan dapat hilang karena penyimpanan yang terlalu lama.

INFECTIOUS BOVINE RHINOTRACHEITIS (IBR)
       Infectioous Bovine Rhinotracheitis (IBR) adalah penyakit infeksi saluran pernafasan pada sapi yang disebabkan oleh Herpesvirus. Hewan Rentan : Sapi. Gejala Klinis : demam, lesu, hipersalivasi (air ludah keluar berlebihan), lakrimasi (keluar air mata), kebengkakan pada konjungtiva, ingus kental menyebabkan penderita bernafas dengan mulut dan menjulurkan leher kedepan dan Infeksi virus pada mukosa vagina dan vulva. Pengendalian : ternak yang sakit diisolasi, pengobatan dan pemberian vitamin, dan menghindari kawin alam betina sehat dengan jantan terinfeksi IBR.

BRUCELLOSIS (PENYAKIT KELURON MENULAR)
       Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau penyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disevut Demam Malta. Jasad renik penyebab รจ Micrococcus melitensis yang selanjutnya disebut pula Brucella melitensis. 
Bakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan dikenal sebagai Micrococcus miletensi. Kemudian Bang dan Stribolt (1897) mengisolasi jasad renik yang serupa dari sapi yang menderita kluron menular. Jasad renik tersebut diberi nama Bacillus abortus bovis. Bakteri Brucella bersifat gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran 0,2 - 0,5 mikron dan lebar 0,4 - 0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan aerobik. Brucella merupakan parasit intraseluler dan  dapat diwarnai dengan metode Stamp atau Koster.  Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3  spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing,Brucella abortus,  yang menyerang pada sapi dan Brucella suis, yang menyerang pada babi dan sapi. 
Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Pada ternak kerugian dapat berupa:
·       Kluron,
·       Anak ternak yang dilahirkan lemah,
·       Kemudian mati,
·      Terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen.
·       Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.


ORF/CACAR MULUT
       Orf adalah penyakit  cacar yang disebabkan parapox virus yang mengakibatkan kulit yang terinfeksi  tampak berkeropeng. Hewan Rentan : Kambing, domba. Gejala Klinis : benjolan-benjolan pada sudut bibir, lama-kelamaan meluas ke daerah sekitar mulut dan hidung serta mengeluarkan bau yang busuk. Pengendalian : hindarkan penggembalaan di daerah yang tertular dan pengobatan.


TYMPANI/KEMBUNG
       Timpani/kembung adalah penimbunan gas pada saluran pencernaan yang disebabkan pemberian jenis makanan yang cepat mengalami fermentasi dan hewan tidak mampu untuk mengimbangi pengeluaran gas sehingga gas tersebut tertimbun di dalam lambung. Hewan Rentan : sapi, kerbau, kambing, domba. Gejala Klinis : Hewan tampak gelisah, sulit bernafas, perut pada bagian kiri membesar dan apabila dipukul-pukul akan berbunyi seperti kendang, punggung membungkuk. Pengendalian :berikan pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi, hindari pemberian pakan yang terlalu banyak dari golongan leguminose dan biji-bijian, sebaiknya perbandingan dengan rumput adalah 50 %,hindari pemberian rumput muda yang terlalu banyak, pengobatan mulut diganjal kayu hingga terbuka, lalu minumkan minyak kelapa sebanyak 100-200 ml.

HELMINTHIASIS/PENYAKIT CACINGAN
       Helminthiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi cacing Fasciola gigantica (cacing hati), Neoascaris vitulorum (cacing gelang), Haemonchus contortus (cacing lambung), Thelazia rhodesii (cacing mata), Ostertagia circumcincta, Trichostrongilus vitrinus, Trichostrongilus colubriformis, Nematodirus battus. Hewan Rentan : Sapi, kerbau, kambing, domba. Gejala Klinis : pembengkakan di bawah rahang atau perut bagian bawah dan kadang-kadang timbul diare; kurus, pada fasciolosis terlihat gejala mata kekuningan. Pengendalian :memberantas induk semang larva cacing fasciola yaitu siput, sebaiknya pakan ternak segar jangan diambil dari daerah yang basah, dan pengobatan cacing secara rutin.


PINK EYE
Pink Eye merupakan penyakit mata akut yang menular pada sapi, domba maupun kambing, biasanya bersifat epizootik dan ditandai dengan memerahnya conjunctiva dan kekeruhan mata. 
Penyakit ini tidak sampai menimbulkan kematian, akan tetapi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi peternak, karena akan menyebabkan kebutaan ,penurunan berat badan dan biaya pengobatan yang mahal.

Etiologi 
Pink Eye disebabkan oleh bakteri, virus, rikketsia maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan adalah akaibat bakteri Maraxella bovis.
Cara Penularan 
Mikrorganisme penyebab ditularkan lewat kontak antara ternak peka dengan ternak penderita atau oleh serangga yang bisa memindahkan mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi debu atau sumber-sumber lain yang dapat menyebabkan goresan atau luka mata. 
Gejala Klinis 
 Mata berair, kemerahan pada bagian mata yang putih dan kelopaknya, bengkak pada kelopak mata dan cenderum menjulingkan mata untuk menghindari sinar matahari. Selanjutnya selaput bening mata/kornea menjadi keruh dan pembuluh darah tampak menyilanginya. Kadang-kadang terjadi borok atau lubang pada selaput bening mata. Borok dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan. Mata akan sembuh dalam waktu 1 – 4 minggu, tergantung kepada penyebabnya dan keganasan penyakitnya. 
Pengobatan 
Suntikan antibiotik, seperti tetracyclin atau tylosin dan penggunaan salep mata dapat membantu kesembuhan penyakit. Menempatkan ternak pada tempat yang teduh atau menempelkan kain di mata dapat mengurangi rasa sakit mata akibat silaunya matahari. 
Pencegahan 
Memisahkan ternak yang sakit dari ternak-ternak sehat merupakan cara terbaik untuk pencegahan terhadap pinx eye. Tidak tersedia vaksin untuk penyakit ini.

SCABIES (KUDIS MENULAR/BUDUKAN)
       Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan ektoparasit yang menyerang bagian kulit ternak. Gejala Klinis : gatal dan selalu menggarukgaruk, menggosok-gosokkan atau menggigit-gigit bagian tubuhnya, luka-luka dan lecet-lecet tubuh, Kulit mengeras, menebal. Pengendalian : segera lakukan pengobatan.


 DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDIDAYA TERNAK BEBEK PETELUR LOKAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang  Bebek merupakan hewan unggas yang penurut, mudah diternak, kuat fisik dan mudah dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang dapat diambil dari bebek dimulai dari telur, daging sampai dengan kotorannya yang bisa dijadikan pupuk. mengingat banyaknya permintaan atau penggemar daging bebek membuat ternak bebek perlu dikembangkan. Telur bebek yang dapat dibuat asin juga tak kalah dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat, sehingga mengakibatkan semakin tingginya ketersediaan daging dan telur bebek yang diperlukan. Selain dalam konsumsi, dilihat dari sudut pandang nilai ekonomis dipasaran, ternyata bebek memiliki harga yang amat tinggi. Secara umum tujuan dalam pemeliharaan itik atau menternakan itik yaitu untuk menghasilkan telur. Ternyata menurut pengalaman para peternak dimasyarakat, mereka membandingkan antara pemeliharaan bebek dengan ayam. Yang dimana keduanya dalam pemeliharaan sama,memiliki daging yang lezat dan juga telur ...

POSTER

NAMA: ANDRI NURFAZRI NIRM: 06.2.4.17.840 STUDI: MEDIA PENYULUHAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN

SILASE JERAMI PADI

NAMA: ANDRI NURFAZRI NIRM: 06.2.4.17.840 MATA KULIAH: MEDIA PENYULUHAN SEMESTER: III B